Profil Tim Promosi Serie A: Pescara




PESCARA CALCIO
Nama Lengkap: Delfino Pescara 1936
Didirikan: 1936
Stadion: Stadio Adriatico-Giovanni Cornacchia (Kapasitas: 24.500)
Kota Asal: Pescara



Debut Kompetisi: 1977/78
Tampil di Serie A: 7 Musim
Peringkat Musim 2015/16: 4 (Serie B, Promosi via playoff)

Sejarah:
Setelah berdirinya pemerintahan Provinsi Pescara, Pescara Calcio didirikan tahun 1930 dari Societàa Sportiva Abruzzo. Pada musim 1931/1932, Tim mulai berpartisipasi di Kejuaraan Divisi Kedua Regional (Seconda Divisione Regionale) dan berhasil menjuarai. Tim yang dipimpin Peas Petrus itu, pada musim 1932/1933 mengambil nama Associazione Sportiva Pescara (A.S. Pescara) setelah dua tahun tim ini dibubarkan karena masalah ekonomi.

Pescara bangkit kembali pada 10 Juni 1936, dimana tanggal & tahun itu menjadi resminya Pescara didirikan dimana Angelo Vetta sebagai Presiden. Dibawah asuhan pelatih pertama mereka, Edmondo De Amicis pada musim 1937/38 berhasil membawa Pescara promosi ke Serie C. Menyelesaikan musim, Pescara finis di peringkat kedelapan dan naik ke Posisi enam dimusim berikutnya dibawah kepelatihan Armando Bonino.

Pada 1940/1941 untuk pertama kalinya Pescara mendapatkan tiket Promosi ke Serie B. Tim yang dilatih Mario Pizziolo ini - salahsatu mantan pemain timnas yang membawa Italia Juara Piala Dunia 1934 dan dengan elemen kuat seperti Striker muda 19 tahun - saat itu, Mario Tontodonati yang menjadi Top Skorer dengan 23 gol di grup mereka di Serie C. Lalu Di Serie B, Pescara berhasil finis di peringkat ketiga dan peringkat delapan musim berikutnya.

Ketika tidak ada Kompetisi Nasional pada 1944 - karena Perang Dunia II, tim bersaing di turnamen lokal bernama Campionato Abruzzese dan berhasil menjuarai. Di Kejuaraan Campuran AB gabungan antara Wilayah Grup Tengah & Selatan Italia Pada 1945/46, Pescara yang berada di Grup Italia Selatan menyelesai musim diperingkat keenam di Serie B. Kemudian peringkat ketiga dan ketujuh dimusim berikutnya.

Tim mengalami masa keterpurukan pada 1948/49, dimana mereka harus turun kasta dua kali berturut-turut: finis di peringkat 21 di Serie B memaksanya Ke Serie C dan kemudian berakhir di posisi 17 di Serie C mengharuskannya degradasi ke La Promozione pada 1950/51.

Dari La Promozione dibawah kepemimpinan Del Grosso, tim berhasil promosi ke Serie 4 (IV Serie 1952/53), hingga beberapa musim mereka tak kunjung naik kasta. Pada musim 1955/1956 mereka membuka stadion kebanggaan tim, Stadio Adriatik, yang laga perdananya pada 29 Desember 1955. Namun, dihadapan publiknya sendiri mereka kalah atas Reggina. Dua tahun kemudian, barulah Pescara mendapat tiket Promosi ke Serie C pada 1958/1959.

Di tahun 60-an pescara tak mampu naik kasta selama dekade itu mereka hanya berkutat di Serie C. Peringkat terbaik pada musim 1962/63, dimana mereka menyelesaikan musim ditempat keempat dan pada 1967/68 ditempat keenam, ditandai dengan beberapa kali pergantian pelatih. Selain musim itu tim berada di papan tengah dan bawah..

Keterpurukan Pescara datang kembali, pada musim 1971/1972 mereka lagi-lagi harus turun kasta Ke Serie D. Tapi dalam waktu singkat hal itu bisa ditebus dengan dapatnya promosi ganda: pada 1972/73 tim berhasil menjuarai Grup dan kembali Ke Serie C, kemudian musim berikutnya dibawah asuhan Tom Rosati, Pescara sukses Promosi ke Serie B.

Beberapa musim sudah dan tetap bertahan di Serie B, akhirnya musim 1976/1977 menjadi musim yang paling bersejarah bagi Pescara dimana mereka berhasil promosi ke Serie A untuk pertama kalinya. Penunjukan Pelatih oleh Presiden baru, Armando Caldora, dibawah kepelatihan Giancarlo Cade sukses mengakhiri musim di Serie B ditempat Ketiga dengan 49 Poin, setera dengan Atalanta & Cagliari. Usaha keras tim berhasil memenangkan Play Off, bersama Atalanta dan Juara Serie B Vinceza ikut bersaing di Serie A musim 1977/1978.

Dengan Presiden baru, Attilio Taraborrelli dan Masih dibawah kepelatihan Giancarlo Cade debut Pescara dikasta tertinggi itu tak berbuah manis, dimana mereka menyelesaikan musim diposisi juru kunci dengan 17 Poin dari 4 kali menang, 9 Imbang dan 17 kekalahan dan degradasi ke Serie B. Kembalinya Gianni Capacchietti sebagai Presiden - sebelumnya menjabat pada 1974 sampai 1976 dan penunjukan pelatih baru, Antonio Valentin Angelillo, Pescara kembali ke Serie A setelah finis diposisi Runner-up melalui Play Off kali ini setelah mengalahkan Monza 2-0. Tapi Lagi-lagi di Serie A Pescara sebagai juru kunci hanya 4 kali menang, 8 imbang dan 18 kali kalah..

Dua musim di Serie B mereka harus rela turun kasta ke Serie C1 setelah menempati posisi 20 klasemen akhir - musim sebelumnya posisi 6 - tapi hanya berselang satu musim, mereka kembali berhak berkompetisi di Serie B musim 1983/84 setelah finis sebagai Runner up. Empat musim sudah di Serie B, kebuntuan mereka akhirnya pecah pada musim 1986/1987 bisa dibilang masa kejayaan bagi Pescara, dimana mereka meraih trofi untuk pertama kalinya & tertinggi adalah Juara Serie B. Mengadopsi pelatih Giovanni Galeone dari SPAL - yang sebelumnya membawa SPAL juara Serie C1 - memasang Formasi 4-3-3 cukup memberikan kejutan sepakbola Italia dengan gaya menyerang mereka mampu lebih banyak memenangkan pertandingan termasuk melawan tim-tim besar di Serie B kala itu seperti Cagliari (3-2), Genoa (2-1), Taranto (3-0), Vicenza (3-1 A, 2-0 H), Cremonese (2-0), Pisa (3-1), Bologna (1-0 H & A) dan bahkan Parma (2-1) yang saat itu di arsiteki oleh Arrigo Sacchi, padahal sebelumnya hanya finis di Urutan 17 klasemen Serie B 1985/86. Musim 1986/87 itu, sedikit beruntung bagi Pescara bisa keluar sebagai pemenang Serie B, dari 38 main mereka memenangkan 16 laga, 12 imbang dan 10 kalah, total poin 44, hal yang sama didapat Pisa. Namun, unggul Head to Head dan selisih gol, dimusim itu juga beberapa tim harus mengalami hukuman pengurangan poin karena Kasus Skandal Totonero jilid 2, termasuk Lazio yang dikurangi 9 poin. Bersama Pisa, Pescara tim yang paling banyak memenangkan laga. Pescara juga jadi tim dengan produktivitas gol terbanyak dan salahsatu pemain menjadi top skorer kala itu dengan 21 gol yaitu Rebonato.

Menjalani kompetisi di Serie A musim 1987/88, Pescara tanpa Striker andalan mereka Rebonato yang hengkang ke Fiorentina dan pilar lainnya seperti De Rosa. Dibawah kepemimpinan presiden baru Peter Scibilia memboyong gelandang, Blaz Sliskovic. Dengan kehadiran pemain asal Slavia tersebut, salahsatu pilar Gian Piero Gasperini awalnya tampaknya berniat hengkang dari Pescara. Namun, pemain yang akan menggantikan Rebonato, Nicola Zanone cedera dan terpaksa Gasperini harus mengisi posisi tersebut. Masih dibawah arahan Galeone, di akhir musim Pescara finis diposisi papan bawah klasemen Serie A yakni 15. Mulai musim 1988/89 Serie A mengalami penambahan kuota tim kembali menjadi 18, sehingga pos 15 - pos Zona Degradasi - Pescara tidak terjun ke Serie B juga terselamatkan Empoli yang memulai musim dengan minus -5.

Musim berikutnya Pescara mengalami kegagalan yang cukup memalukan yakni kalah telak 8-2 atas Napoli di San Paolo. Sempat digadang-gadang Pescara akan dengan tenang berada di papan tengah pada paruh pertama di Serie A - lebih banyak imbang, namun dengan imbang mencapai 17 kali, hanya 5 kali menang dan 12 kekalahan membuatnya menempatkan posisi ke 16 dan harus terdegradasi.

Pescara Kembali bermain di Serie A pada 1992/93, posisi juru kunci membuatnya kembali turun kasta, bertahun-tahun Pescara berkutat di Serie B hingga pada 2000/2001 mereka terdegradasi ke Serie C1. Dekade 2000-2010 ini menjadi Bulak-baliknya Pescara antara Serie C1 dan Serie B.

Pada 2006/2007 ketika tim terdegradasi ke Serie C1, Pescara sedang dalam kondisi ekonomi yang buruk, mereka juga dihukum karena keterlambatan pembayaran pajak penghasilan dengan utang yang besar kepada Calcio Spa, bahkan mereka dinyatakan bangkrut oleh pengadilan sipil kota setempat. Pergantian presiden dan manajerial pun terjadi hingga tiga kali dimusim itu. Presiden Gerardo Soglia menyatakan pengunduran diri 9 oktober 2008 dengan menjual Pescara. Pada Februari 2009 pengambilalihan dari kelompok yang bernama 'Delfino Pescara 1936' - menjadi nama resmi tim - yang diselesaikan dengan Deborah Caldora menjadi ketua sekaligus wanita pertama yang menjadi ketua klub.

Perubahan-perubahan pun terjadi secara signifikan, Giuseppe Galderisi dicopot dari jabatan pelatih dan Antonello Cuccureddu ditunjuk sebagai pelatih baru. Berada posisi 12 di Lega Pro Divisione pada paruh kedua musim 2009/2010 juru taktik tersebut diganti oleh Eusebio di Franscesco dan berhasil membawa Pescara Kembali Ke Serie B melalui Play Off setelah finis di posisi 2 grup B.

Pada musim 2010/2011 Pescara menempati posisi 13 klasemen akhir dan berganti pelatih asal Ceko, Zdenek Zeman. Dengan materi pemain muda yang menjanjikan seperti Marco Veratti, Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne berhasil membawa Pescara menjuarai Serie B 2011/2012 untuk yang kedua kalinya dan promosi ke Serie A untuk yang keenam kalinya berkompetisi di Serie A.

Menyongsong Serie A 2012/13, Pescara kehilangan banyak aktor penting yang telah membawa tiket promosi, pelatih Zdenek Zeman hengkang ke Roma, Ciro Immobile (dijual ke Genoa), Lorenzo Insigne (yang kembali ke Napoli setelah satu tahun pinjaman) dan Marco Verratti (dijual ke PSG 12 juta Euro). Tim menunjuk pelatih baru Giovanni Stroppa dan di pasar transfer memboyong kiper muda Mattia Perin (pinjaman dari Genoa), Striker Kroasia Ante Vukusic (Hajduk) dan Vladimir Weiss (Manchester City).

Awal musim yang buruk, tiga pertandingan awal mereka kalah dari Inter, Torino dan Sampdoria. Poin pertama didapat kontra Bologna di pekan keempat berkat hasil imbang 1-1. Kemudian menang atas Palermo dan Cagliari dipekan berikutnya, Setelah kemenangan ini mereka kalah atas Lazio dan Chievo kemudian menang atas Parma. Di giornata berikutnya mereka kalah telak 1-6 melawan pemuncak klasemen Juventus. Kekalahan dari Siena 1-0 membuat sang pelatih mengundurkan diri dan digantikan oleh Cristiano Bergodi. Dibawah asuhan baru, Pescara kalah dari Roma, Napoli, dan Milan. Kemenangan atas Genoa, Catania dan Fiorentina menutup paruh pertama dan keluar dari zona degradasi dengan hasil 6 kali menang, 2 kali seri dan 11 kali kalah.

Nasib tragis didapat di paruh kedua, kekalahan demi kekalahan diraih tim berjuluk lumba-lumba ini, capaian terbaik hanya hasil imbang 1-1 atas Palermo (pekan 24), sampai akhirnya Pescara memcecat sang pelatih pada Maret usai ditaklukan Udinese pada gironata ke 27 kemudian menunjuk Cristian Bucchi.

Pengangkatan pelatih baru sama sekali tidak membawa perubahan, hasil imbang 1-1 atas Roma di pekan 33 adalah capaian terbaik. Tanpa satupun kemenangan di paruh kedua membuatnya menjadi juru kunci klasemen dan diharuskan kembali ke kasta kedua.

Pescara menutup kejuaraan di posisi 20 dengan 6 kali menang, 4 kali seri, dan 28 kali kalah. Tidak hanya itu, Pescara 'sukses' memecahkan beberapa rekor buruk. Diantaranya tim dengan serangan terburuk (hanya 27 gol yang dicetak), pertahanan terburuk (84 gol kebobolan), selisih gol terburuk (-57) dan akhirnya 28 kekalahan dalam 38 pertandingan yang dimainkan (17 kekalahan diantaranya di paruh kedua), 28 kekalahan ini adalah rekor terburuk dalam sejarah Serie A dengan peserta 20 tim, memecahakan rekor milik Venezia pada 1949/1950 (27 kalah).

Kembali bermain di Serie B, Pescara mengontrak pelatih Pasquale Marino. Paruh pertama musim berakhir di tempat ketiga, di belakang Palermo dan Empoli. Namun, kekalahan enam pertandingan beruntun antara Desember-Januari membuat mereka tenggelam, keluar dari zona play-off promosi dan mengganti Serse Cosmi sebagai pelatih. Hasilnya terus terjadi penurunan dan mengakhiri musim di tempat ke 15.

Tahun berikutnya, tim biru-putih ini dipercayakan kepada Marco Baroni. Kekalahan melawan Varese di pekan 41 membuat sang pelatih dipecat setelah hanya mampu membawa Pescara berada di posisi kesembilan terpaut dua poin dari promosi playoff, kemudian mempercayakan kepada pelatih muda Massimo Oddo, sekaligus mewarisi bangku kepelatihan ayahanya, Francesco Oddo yang pernah memimpin tim ini pada 1994-1996. Kemenangan terakhir melawan Livorno memastikam Pescara menyelesaikan kejuaraan di tempat ketujuh, dan berhak atas kualifikasi play-off promosi. Pescara sukses menyingkirkan Perugia dan kemudian di semifinal play-off kontra Vicenza, namun gagal di final dua leg melawan Bologna setelah hanya mampu meraih dua kali seri (0-0 dan 1-1).

Pada musim 2015-2016 Pescara masih dibawah komando Massimo Oddo. Pada paruh pertama posisi Pescara selalu berada di zona playoff dan akhir paruh pertama bertengger diposisi ketiga di belakang Cagliari dan Crotone. Di paruh kedua setelah 9 pertandingan yang dilakoni mereka hanya mencetak tiga poin, pada masa ini tim lumba-lumba sempat terlempar dari zona playoff. Namun, tim ini mampu bangkit dan memposisikan diri di posisi ke-4 pada akhir musim, memastikan kembali tiket untuk bermain di babak playoff (berterima kasihlah kepada pencetak gol terbanyak Gianluca Lapadula, 27 gol).
Menyisihkan Novara, kemudian menghajar Trapani yang berada dibawah asuhan Serse Cosmi di final berkat kemenangan di leg pertama (2-0) dan imbang di leg kedua (1-1), sukses membawa Pescara kembali tampil di Serie A, kejutan besar musim yang baru saja berakhir.

Prestasi:
Serie B (2): 1986/87, 2011/2012
Serie C (2): 1940/1941, 1973/1974
Serie D (1): 1972/1973

Profil Tim Promosi Serie A: Pescara Rating: 4.5 Diposkan Oleh: LIGA ITALIA (SERIE A)